thumbnail web 27 10 (2)

Jakarta Turun ke Peringkat 7 Kota dengan Udara Terburuk Dunia

Penurunan Peringkat Udara Jakarta: Tanda Positif Perbaikan

High Angle Beautiful City With Fog Edited Scaled

Beberapa waktu lalu, Jakarta sempat menempati posisi kota dengan udara terburuk nomor 3 di dunia menurut laporan IQAir. Pada laporan terbaru IQAir 4 Oktober 2025, ibu kota turun menjadi urutan ke-7 dengan konsentrasi PM2,5 sebesar 153 µg/m³. 

Penurunan peringkat Jakarta ini menunjukkan adanya perbaikan kualitas udara, sekaligus memberi harapan bahwa ibu kota memiliki potensi untuk menjadi kota dengan lingkungan yang lebih sehat. Upaya yang mulai membuahkan hasil antara lain peningkatan transportasi umum ramah lingkungan, pembatasan kendaraan bermotor di jalan tertentu, penanaman pohon, dan kampanye pengelolaan sampah.

Perbaikan ini patut diapresiasi, namun angka PM2,5 Jakarta yang mencapai 153 µg/m³ masih tergolong tinggi menurut standar WHO. Paparan jangka panjang terhadap partikel halus ini dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan, gangguan jantung, hingga menurunkan kualitas hidup masyarakat, terutama bagi anak-anak, lansia, dan orang dengan kondisi medis tertentu.

Dampak Polusi Udara terhadap Kualitas Air

beautiful shot of a sea with windmills and factory in the distance under a cloudy sky

Partikel halus ini tidak hanya berisiko bagi pernapasan, tetapi juga dapat masuk ke air yang kita gunakan sehari-hari, baik dari tangki, sumur, maupun penampungan air hujan. Fenomena yang sering terjadi, misalnya ketika hujan membawa debu dan polusi dari udara kota ke atap rumah, kemudian menetes ke penampungan air hujan, menjadikan air yang tampak jernih tetap berpotensi tercemar. Polusi, debu, dan mikroorganisme yang terbawa udara bisa jatuh ke permukaan air, sehingga meski tampak jernih, air bisa mengandung zat berbahaya.

Air yang terkontaminasi meningkatkan risiko penyakit saluran pencernaan, seperti diare atau infeksi bakteri, dan kontak langsung dengan air yang tercemar dapat memicu infeksi kulit atau iritasi, terutama pada anak-anak dan orang dengan kulit sensitif. Selain itu, air yang kurang higienis memengaruhi kegiatan sehari-hari, mulai dari memasak, minum, hingga mandi, sehingga kualitas hidup keluarga bisa terganggu.

Untuk mencegah risiko ini, penting menjaga kebersihan air rumah tangga dengan tangki yang tertutup rapat, bahan anti bakteri, dan mudah dibersihkan. Langkah sederhana ini menjadi garis pertahanan pertama dari polusi udara yang masuk ke air, memastikan air tetap bersih, aman, dan layak konsumsi, sekalipun udara di luar masih tercemar

Tangki Air MPOIN untuk Air Bersih dan Aman

mpoin environment 3

Untuk mengurangi risiko kontaminasi, penggunaan Tangki MPOIN menjadi solusi efektif. Tangki ini dirancang khusus untuk menjaga air tetap bersih, aman, dan higienis, bahkan di lingkungan dengan polusi tinggi. Beberapa fitur unggulannya antara lain:

  • Tutup Rapat: Mencegah debu, partikel polusi, serangga, dan kotoran lain masuk ke air, sehingga air tetap terlindungi dari kontaminasi eksternal.
  • Bahan Anti Bakteri: Menghambat pertumbuhan mikroorganisme di dalam tangki, menjaga air tetap aman diminum dan digunakan sehari-hari.
  • Mudah Dibersihkan: Mempermudah perawatan rutin, sehingga tangki tetap higienis dan air selalu jernih, tanpa residu kotoran atau bakteri.

Dengan Tangki air MPOIN, air di rumah tetap bersih dan aman, meski kualitas udara di luar belum ideal. Langkah kecil ini membantu menjaga kesehatan keluarga dan mendukung kesadaran akan hidup sehat dan berkelanjutan.

Penurunan peringkat polusi udara Jakarta dari 3 ke 7 menunjukkan bahwa perubahan itu mungkin. Dengan kesadaran masyarakat, kebijakan yang tepat, dan langkah praktis di rumah seperti menggunakan tangki air MPOIN, Jakarta memiliki peluang menjadi kota lebih bersih, sehat, dan nyaman.

1 komentar untuk “Jakarta Turun ke Peringkat 7 Kota dengan Udara Terburuk Dunia”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *